artikel ttg nekrosis pulpa #mendadak drg



This is Google's cache of http://www.kotakmedis.com/tag/pulpa/. It is a snapshot of the page as it appeared on 11 Mar 2012 11:30:50 GMT. The current page could have changed in the meantime. Learn more

These search terms are highlighted: gigi tampak utuh nekrosis  

GANGREN PULPA • 02.07.12

TINJAUAN PUSTAKA

  1. Nekrosis Pulpa
Nekrosis pulpa adalah kematian pulpa gigi, bisa sebagian ( parsial ) atau keseluruhan. Patofisiologi dari gangren pulpa adalah terbentuknya eksudat inflamasi menyebabkan peningkatan tekanan intra pulpa sehingga sistem limfe dan venule terputus, mengakibatkan kematian jaringan pulpa. Jika eksudat tersebut masih dapat diabsorbsi atau terdrainase melalui karies, nekrosis terjadi bertahap. Pada gigi yang mengalami benturan keras, nekrosis juga dapat terjadi bila aliran darah di dalam pulpa terputus.
Penyebab:
-          pulpitis irreversibel yang tidak dirawat.
-          trauma pada gigi yang parah
Diagnosis
Nekrosis Sebagian
Nekrosis Keseluruhan
-  Menyerupai pulpitis irreversibel-  tes termal bereaksi lambat
-  perkusi/ tekanan bereaksi negatif
-  vitalitester bereaksi dalam skala besar
-  gambaran radiologi tidak ada kelainan
-     tidak memberikan gejala-     tes termal negatif
-     perkusi/ tekanan bereaksi negatif
-     vitalitester bereaksi negatif
-     terlihat penebalan ligamentum periodontal
NEKROSIS PULPA
Nekrosis = kematian pulpa
Adalah kematian pulpa yang dapat merupakan akibat suatu pulpitis yang tidak dirawat atau terjadi segera setelah suatu cedera trauma yang memutuskan suplai darah ke pulpa. Pulpa tetap dalam keadaan mati baik nekrosisnya bersifat basah atau kering.
Kematian pulpa dapat sebagian atau total
Nekrosis pulpa ada 2 :
1. Nekrosis koagulasi
2. Nekrosis likuifaksi
  • Nekrosis Koagulasi
Koagulasi = menggumpal, menjadi padat
Nekrose  = kemtian
Jadi Nekrosis Koagulasi adalah kematian jaringan pulpa dalam keadaan kering/padat. Jumlah kuman, virulensi dan patogenitasnya kecil. Sehingga tidak memberi respon terhadap tes dingin, panas, tes vitalitas ataupun tes kavitas. Tes membau tidak jelas.
Penyebab :
  1.  Trauma                    : benturan, jatuh, kena pukul
  2. Termis                       : panas yang berlebihan waktu mengebor gigi.
    1.   Listrik                     : timbulnya aliran galvanis akibat dua tumpatan
logam yang berbeda pada gigi yang berdekatan
d.Chemis/kimia              :  asam dari tambalan silikat.
Gejala-gejala :
  • tidak ada keluhan, kecuali dari segi estetis (terutama gigi depan)
  • gigi berubah warna menjadi lebih suram
Tanda-Tanda Klinis :
  • inspeksi          : – gigi berubah warnaà bewarna suram
gigi fraktur atau dengan tambalan
  • sondasi           : tidak memberi keluhan
  • perkusi            : tidak memberi keluhan
  • termis             : tidak memberi keluhan
  • tes vitalitas : tidak beraksi
  • Nekrosis likuifaksi
Likuifaksi   = pencairan, menjadi cair
Nekrosis     = kematian
Jadi Nekrosis Likuifaksi adalah kematian jaringan pulpa dalam keadaan basah. Tes membau positif. Jumlah kuman terutama bakteri anaerob cukup banyak. Memberi respon (+) terhadap tes panas atau tes vitalitas karena terjadi konduksi melalui cairan dalam pulpa menuju jaringan vital didekatnya. Pada gigi utuh yang mengalami nekrosis perubahan warna biasanya merupakan petunjuk pertama bagi kematian pulpa.
Penyebab :
  • Kelanjutan dari pulpitis
  • Nekrosis Koagulasi yang telah terinfeksi
Gejala-gejala :
  • bau yang tidak enak
    • kadang-kadang sakit bila dipakai mengunyah
    • bila makan panas kadang-kadang terasa sakit
    • warna berubah
Tanda Klinis/pemeriksaan objektif :
Inspeksi                 : – karies profunda dengan pulpa terbuka/tumpatan terbuka
gigi berubah warna menjadi lebih suram (keabu-abuan)
Sondasi                   : tidak beraksi
Perkusi                   : tidak beraksi
Termis panas          : terasa sakit
Tekanan                  : tidak beraksi
Tes Vitalitas           : tidak beraksi
Tes Membau           : bau busuk (gas indol & skatol/H2S)
Rencana perawatan :
  • Untuk gigi sulung yang belum waktunya dicabut dirawat dengan perawatan saluran akar.
  • Untuk gigi tetap berakar satu dipertahankan.
  • Untuk gigi belakang bila mahkota masih bagus dirawat, bila jelek dicabut.
GANGRAEN RADIX
Pengertian
Suatu keadaan dimana gigi sudah tinggal akarnya saja atau mahkota gigi sudah hilang sampai batas garis servikal atau bifurkasinya sudah pecah walaupun mahkota masih ada.
Tanda-Tanda Klinis :
  • Akar gigi masih ada/tidak ada bifurkasinya
  • Biasanya disertai dengan gingivitis
Rencana perawatan :Ekstraksi
  1. 2.      Abses
Pengertian
Pengumpulan nanah dalam rongga tubuh yang terbentuk akibat kerusakan jaringan.
Penyebab :
  1. Bakteri yang masuk secara dentogen yaitu melalui gigi yang nekrose
  2. Bakteri yang masuk secara non dentogen yaitu melalui aliran darah atau aliran limfe. Misal subgingival calculus.
Macam – Macam Abses :
  1. Submucous Abses
  2. Gingival Abses
  3. Palatinal Abses
  4. Sublingual Abses
  5. Phlegmon/Cellulitis
  6. Perimandibular Abses
  7. Subcutan Abses
Proses terjadinya abses :

Gangren Pulpa
Periodontitis
Abses Periapikal
Osteomyelitis                                         ABSES
     (pada jaringan tulang)                       (pada jaringan lunak)
Gejala-Gejala Umum :
  • Pembengkakan
  • Asimetri dari muka
  • Sakit yang berdenyut
  • Pembesaran kelenjar limfe regional
  • Trismus
  • Bila sudah lanjut akan terasa adanya fluktuasi
  • Bau mulut tidak enak ( halitosis )
Terapi Abses :
  • Bila sudah ada fluktuasi, dilakukan incisi
  • Pemberian antibiotik dan analgetik
  • Ektraksi gigi penyebab
  • Abses Gingiva
Pengertian
  • Pengumpulan pus/nanah dibawah gingiva
  • Terdapat pada marginal gingiva tanpa disertai dengan kerusakan jaringan periodontal dibawahnya.
  • Biasanya merupakan keradangan yang akut (timbulnya mendadak) karena benda asing yang menusuk gingiva.
Penyebab :
  • Karang gigi
  • Benda asing : bulu-bulu sikat, dll
Tanda-Tanda Klinis :
  1. Ekstra Oral :
  • Tidak nyata
  1. Intra Oral :
  • Palpasi sakit
  • Konsistensi lunak
  • Bila meluas, mucobukal fold terangkat
Abses merupakan suatu penyakit infeksi yang ditandai oleh adanya lubang yang berisi nanah (pus) dalam jaringan yang sakit. Dental abses artinya abses yang terbentuk didalam jaringan periapikal atau periodontal karena infeksi gigi atau perluasan dari ganggren pulpa. Abses yang terbentuk merusak jaringan periapikal, tulang alveolus, tulang rahang terus menembus kulit pipi dan membentuk fistel. Gingiva adalah bagian mukosa mulut yang menutupi proceccus alveolar rahang dan mengelilingi leher gigi.
Gingiva secara anatomis dibagi atas :
1). Marginal (unattached)
Yaitu tepi atau pinggir gingiva yang mengelilingi gigi. Bagian ini berbatasan dengan attached gingiva atau suatu lekukan dangkal yang disebut free gingival groove . Lebar gingiva kurang lebih 1 mm, dapat dilakukan dengan alat periodontal probe dan permukaan gigi.
2). Attached
Attached gingiva tidak terpisah dengan marginal gingiva. Padat, lenting, (resilient), melekat erat ke periosteal tulang alveolar, sampai meluas ke mukosa alveolar yang longgar dengan mudah bergerak dibatasi oleh muko gingival junction.
3). Interdental gingiva
Mengisi embrassur gingiva, yaitu ruang proximal, dibawah daerah kontak gigi. IG biasanya terdiri dari 2 papilla di vestibular dan oral.
Abses gingiva merupakan suatu nanah yang terjadi pada gusi (gingiva). Terjadi karena faktor iritasi, seperti plak, kalkulus, invasi bakteri, impaksi makanan atau trauma jaringan. Terkadang pula akibat gigi yang akan tumbuh.
PATOFISIOLOGI
Abses gingival sebenarnya adalah komplikasi daripada karies gigi. Bisa juga disebabkan oleh trauma gigi (misalnya apabila gigi patah atau hancur). Email yang terbuka menyebabkan masuknya bakteri yang akan menginfeksi bagian tengah (pulpa) gigi. Infeksi ini menjalar hingga ke akar gigi dan tulang yang menyokong gigi. Infeksi menyebabkan terjadinya pengumpulan nanah (terdiri dari jaringan tubuh yang mati, bakteri yang telah mati atau masih hidup dan sel darah putih) dan pembengkakan jaringan dalam gigi. Hal ini menyebabkan sakit gigi. Jika struktur akar gigi mati, sakit gigi mungkin hilang, tetapi infeksi ini akan meluas terus menerus sehingga menjalar ke jaringan yang lain.
ETIOLOGI
Abses gingiva terjadi ketika terinfeksi bakteri dan menyebar ke rongga mulut atau dalam gigi, Penyebabnya adalah bakteri yang merupakan flora normal dalam mulut. Yaitu bakteri coccus aerob gram positif, dan coccus anaerob gram seperti fusobacteria, Streptococcus sp dan bakteri lainnya. Bakteri terdapat dalam plak yang berisi sisa makanan dan kombinasi dengan air liur. Bakteri-gakteri tersebut dapat menyebabkan karies dentis, gingivitis, dan periodontitis. Jika mencapai jaringan yang lebih dalam melalui nekrosis pulpa dan pocket periodontal dalam, maka akan terjadi infeksi odontogen.
Abses gingival ini terjadi akibat adanya faktor iritasi seperti plak, kalkulus, karies dentis, invasi bakteri (Staphylococcus aureus, Streptococcus, Haemophilis influenzae), inpaksi makanan atau trauma jaringan. Keadaan ini dapat menyebabkan kerusakan tulang alveolar sehingga terjadi gigi goyang. Gingival abses terjadi ketika bakteri menginfeksi gusi, yang menyebabkan penyakit gusi (yang dikenal sebagai periodontitis). Periodontitis menyebabkan radang di dalam gusi, yang dapat membuat jaringan yang mengelilingi akar gigi (periodontal ligament) terpisah dari dasar tulang gigi anda. Perpisahan ini menciptakan suatu celah kecil yang dikenal sebagai suatu periodontal pocket, yang sulit untuk dibersihkan, dan membolehkankan bakteri masuk dan menyebar.
Gingival abses selalu terjadi akibat hasil dari :
  • Penanganan gigi yang yang menciptakan periodontal pocket secara kebetulan,
  • Penggunaan antibiotik yang  tidak diperlakukan untuk periodontitis, yang dapat
    menyembunyikan suatu abses, dan
  • Kerusakan pada gusi, walaupun tidak terdapat periodontitis.
MANIFESTASI KLINIK
Gejala utama abses gingiva adalah nyeri pada gigi yang terinfeksi, yang dapat berdenyut dan keras. Pada umumnya nyeri dengan tiba-tiba, dan secara berangsur-angsur bertambah buruk dalam beberapa jam dan beberapa hari. Dapat juga ditemukan nyeri menjalar sampai ketelinga, turun ke rahang dan leher pada sisi gigi yang sakit. Pembentukan abses ini melalui beberapa stadium dengan masing-masing stadium mempunyai gejala-gejala tersendiri, yaitu:
1). Stadium subperiostal dan periostal
  • Pembengkakan belum terlihat jelas
  • Warna mukosa masih normal
  • Perkusi gigi yang terlibat terasa sakit yang sangat
  • Palpasi sakit dengan konsistensi keras
2). Stadium serosa
  • Abses sudah menembus periosteum dan masuk kedalam tinika serosa dari tulang dan pembengkakan sudah ada
  • Mukosa mengalami hiperemi dan merah
  • Rasa sakit yang mendalam
  • Palpasi sakit dan konsistensi keras, belum ada fluktuasi
3). Stadium sub mukous
  • Pembengkakan jelas tampak
  • Rasa sakit mulai berkurang
  • Mukosa merah dan kadang-kadang terlihat terlihat pucat
  • Perkusi pada gigi yang terlibat terasa sakit
  • Palpasi sedikit sakit dan konsistensi lunak, sudah ada fluktuasi
4). Stadium subkutan
  • Pembengkakan sudah sampai kebawah kulit
  • Warna kulit ditepi pembengkakan merah, tapi tengahnya pucat
  • Konsistensi sangat lunak seperti bisul yang mau pecah
  • Turgor kencang, berkilat dan berfluktuasi tidak nyata
Gejala-gejala umum dari abses gingiva adalah :
  • Gigi terasa sensitif kepada air sejuk atau panas.
  • Rasa pahit di dalam mulut.
  • Nafas berbau busuk.
  • Kelenjar leher bengkak.
  • Bagian rahang bengkak (sangat serius).
  • Suhu badan meningkat tinggi dan kadang-kadang menggigil
  • Denyut nadi cepat atau takikardi
  • Nafsu makan menurun sehingga tubuh menjadi lemas (malaise)
  • Bila otot-otot perkunyahan terkena maka akan terjadi trismus
  • Sukar tidur dan tidak mampu membersihkan mulut
  • Pemeriksaan laboratorium terlihat adanya leukositosis
  • Penatalaksanaan Abses Rongga Mulut
Tujuan:
-          tindakan insisi dan drainase untuk mengeluarkan cairan purulen yang toksik dengan maksud melakukan dekompresi pada jaringan sehingga akan dapat memperbaiki perfusi aliran darah yang telah terkandung antibiotik dan elemen – elemen difensif dari tubuh serta meningkatkan oksigenasi di daerah yang infeksi.
Prinsip perawatan abses rongga mulut:
-          melakukan pemeriksaan keadaan umum penderita yang mungkin sebagai penyebab primer terjadinya abses.
-          insisi sedapat mungkin dilakukan pada daerah mukosa dan kulit yang sehat dan dilakukan pada daerah dimana terdapat fluktuasi yang maksimal.
-          meletakkan garis insisi dengan mempertimbangkan faktor ekseptif yang dapat diterima.
-          membuat insisi dengan mempertimbangkan drainase grafitas
-          meletakkan drain dan melakukan stabilisasi dengan cara menjahit
-          tidak meletakkan drain dengan waktu yang berkepanjangan, artinya segera melepas drain jika eksudat telah meinimal untuk mencegah timbulnnya infeksi sekunder.
-          membersihkan sekeliling luka setiap hari dengan cara steril untuk membersihkan dari klot dan debris.
PENCEGAHAN
Untuk mencegah terjadinya abses gingival :
  • Sikat gigi dengan cara yang benar dan gunakan pasta gigi yang nyaman untuk kesehatan gigi dan gusi anda.
  • Periksakan gigi anda rutin tiap 6 bulan sekali ke dokter gigi.
  • Kurangi makanan yang manis dan yang kering.
Bila sudah terjadi abses gingival, ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk membatasi nyeri dan tekanan pada abses gingiva, meliputi:
  • Hindari makanan dan minuman yang terlalu dingin atau terlalu panas,
  • Makan makanan lunak,
  • Makan dengan menggunakan sisi yang berlawanan dari abses, dan
  • penggunaan sikat gigi yang lembut dan serat halus seperti sutra di sekitar gigi yang sakit.
  • Minum obat pereda sakit bila perlu dan jangan menggigit pada gigi yang sakitt.
  • Berkumur air garam hangat sehabis makan untuk membersihkan bagian tersebut (Caranya: Masukkan garam kedalam air hangat, kumur-kumur dan diamkan sebentar air garam tersebut di dalam mulut. Ulangi beberapa kali ).
  • Segera perikasa kedokter gigi
PROGNOSIS
Prognosis dari abses gingiva adalah baik terutama apabila diterapi dengan segera menggunakan antibiotika yang sesuai. Apabila menjadi bentuk kronik, akan
lebih sukar diterapi dan menimbulkan komplikasi yang lebih buruk dan
kemungkinan amputasi lebih besar.
KESIMPULAN

Dari hasil anamnesis, pemeriksaan fisik ektra maupun intra oral didapatkan hasil bahwa Nn. W usia 16 tahun adalah penderita Abses gingivalis et causa gangren pulpa  6 .
Saran Komprehensif yang bisa diberikan kepada Nn. W adalah :
  1. Promotif
memberikan edukasi pada penderita untuk menjaga oral hygiene dengan menghindari makan – makanan manis
  1. Preventif
Untuk mencegah terjadinya abses gingival :
  • Sikat gigi dengan cara yang benar dan gunakan pasta gigi yang nyaman untuk kesehatan gigi dan gusi anda.
  • Periksakan gigi anda rutin tiap 6 bulan sekali ke dokter gigi.
  • Kurangi makanan yang manis dan yang kering.
Bila sudah terjadi abses gingival, ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk membatasi nyeri dan tekanan pada abses gingiva, meliputi:
  • Hindari makanan dan minuman yang terlalu dingin atau terlalu panas,
  • Makan makanan lunak,
  • Makan dengan menggunakan sisi yang berlawanan dari abses, dan
  • penggunaan sikat gigi yang lembut dan serat halus seperti sutra di sekitar gigi yang sakit.
  • Minum obat pereda sakit bila perlu dan jangan menggigit pada gigi yang sakitt.
  • Berkumur air garam hangat sehabis makan untuk membersihkan bagian tersebut (Caranya: Masukkan garam kedalam air hangat, kumur-kumur dan diamkan sebentar air garam tersebut di dalam mulut. Ulangi beberapa kali ).
  • Segera perikasa ke dokter gigi
  1. Kuratif
-          Amoxicilline 3×500 mg
Infeksi kulit dan jaringan lunak yang disebabkan oleh Streptokokus, stafilokokus, dan Escherichia Coli.
Dosis : Oral ( 200 – 500 mg tiap 8 jam).
-          Mefinal 3×500 mg
Komposisi : Asam mefenamat
Kemasan: Filco kaplet 500 mg.
  1. Rehabilitatif
-          Observasi karies superficial
-          rencana tambal karies bila berubah menjadi karies medial
DAFTAR PUSTAKA

Hume WR and Townsend GC, Management and Control of Caries, Editor Mount GJ, Hume WR. Barcelona. 1998
Persatuan Dokter Gigi Indonesia. Standar Pelayanan Medis Kedokteran Gigi Indonesia.2002
Cohen S, Burn RC. Pathway of the Pulp. Mosby – year Inc.1994;(6).

GANGREN PULPA • 11.04.11

BAB I
PENDAHULUAN

Gangren Pulpa Adalah keadaan gigi dimana jarigan pulpa sudah mati sebagai sistem pertahanan pulpa sudah tidak dapat menahan rangsangan sehingga jumlah sel pulpa yang rusak menjadi semakin banyak dan menempati sebagian besar ruang pulpa. Sel-sel pulpa yang rusak tersebut akan mati dan menjadi antigen sel-sel sebagian besar pulpa yang masih hidup. Proses terjadinya gangrene pulpa diawali oleh proses karies. Karies dentis adalah suatu penghancuran struktur gigi (email, dentin dan cementum) oleh aktivitas sel jasad renik (mikro-organisme) dalam dental plak. Jadi proses karies hanya dapat terbentuk apabila terdapat 4 faktor yang saling tumpang tindih. Adapun faktor-faktor tersebut adalah bakteri, karbohidrat makanan, kerentanan permukaan gigi serta waktu. Perjalanan gangrene pulpa dimulai dengan adanya karies yang mengenai email (karies superfisialis), dimana terdapat lubang dangkal, tidak lebih dari 1mm. selanjutnya proses berlanjut menjadi karies pada dentin (karies media) yang disertai dengan rasa nyeri yang spontan pada saat pulpa terangsang oleh suhu dingin atau makanan yang manis dan segera hilang jika rangsangan dihilangkan. Karies dentin kemudian berlanjut menjadi karies pada pulpa yang didiagnosa sebagai pulpitis. Pada pulpitis terdapat lubang lebih dari 1mm. pada pulpitis terjadi peradangan kamar pulpa yang berisi saraf, pembuluh darah, dan pempuluh limfe, sehingga timbul rasa nyeri yang hebat, jika proses karies berlanjut dan mencapai bagian yang lebih dalam (karies profunda). Maka akan menyebabkan terjadinya gangrene pulpa yang ditandai dengan perubahan warna gigi terlihat berwarna kecoklatan atau keabu-abuan, dan pada lubang perforasi tersebut tercium bau busuk akibat dari proses pembusukan dari toksin kuman.
Berikut ini akan dipaparkan sebuah laporan kasus mengenai gangren pulpa  yang dapat disebabkan oleh infeksi bakteri pada karies gigi, yang dirawat di RSUD Kanjuruhan.
 BAB II
STATUS PASIEN

2.1  IDENTITAS PASIEN
Nama                 : Ny. Mayeroh
Jenis Kelamin    : Perempuan
Alamat              : Karang suko – Pagelaran
Umur                 : 38 tahun
Pekerjaan           : Ibu rumah tangga
Status                : Menikah
Suku Bangsa     : Jawa
Tanggal Periksa : 21 Desember 2010
Konsul dari       :      -          Menderita :  -

2.2  ANAMNESIS
  1. Keluhan Utama : Gigi berlubang sebelah kanan bawah, terasa ngilu saat dibuat makan lubang sudah lama sekitar 7 bulan pasien menginginkan cabut gigi.
  2. Riwayat Penyakit Sekarang : Linu saat dibuat makan (+), bengkak (-), Panas (-)
  3. Riwayat Perawatan
Gigi          : Pasien pernah cabut gigi di puskesmas
Jar.lunak rongga mulut dan sekitarnya : Pasien tidak pernah memeriksakan.
  1. Riwayat Kesehatan :
- Kelainan darah              : Pasien mengaku tidak ada kelainan
- Kelainan endokrin         : Pasien mengaku tidak ada kelainan
- Kelainan Jantung           : Pasien mengaku tidak ada kelainan
- Gangguan nutrisi           : Pasien mengaku tidak ada kelainan
- Kelainan kulit/kelamin   : Pasien mengaku tidak ada kelainan
- Gangguan pencernaan   : Pasien mengaku tidak ada kelainan
- Kelainan Imunologi       : Pasien mengaku tidak ada kelainan
- Gangguan respiratori     : Pasien mengaku tidak ada kelainan
- Gangguan TMJ              : Pasien mengaku tidak ada kelainan
- Tekanan darah               : Pasien mengaku tidak ada kelainan
- Diabetes Melitus            : Pasien mengaku tidak ada kelainan
- Lain-lain                         : -
  1. Obat-obatan yang telah/sedang dijalani : saat ini pasien tidak melaksanakan pengobatan lain.
  2. Keadaan sosial/kebiasaan : cukup,
  3. Riwayat Keluarga :
- Kelainan darah              : Pasien mengaku tidak ada kelainan
- Kelainan endokrin         : Pasien mengaku tidak ada kelainan
- Diabetes melitus            : Pasien mengaku tidak ada kelainan
- Kelainan jantung            : Pasien mengaku tidak ada kelainan
- Kelainan syaraf              : Pasien mengaku tidak ada kelainan
- Alergi                             : Pasien mengaku tidak ada kelainan
- lain-lain                          : -

2.3  PEMERIKSAAN FISIK
  1. Ekstra Oral
-       Muka          : simetris
-       Pipi kiri       : tampak normal
-       Pipi kanan  : tampak normal
-       Bibir atas    : tampak normal
-       Bibir bawah : tampak normal
-       Sudut mulut : tampak normal
-       Kelenjar submandibularis kiri          : tidak teraba
-       Kelenjar submandibularis kanan      : tidak teraba
-       Kelenjar submental                          : tidak teraba
-       Kelenjar leher                                   : tidak teraba
-       Kelenjar sublingualis                        : tidak teraba
-       Kelenjar parotis kanan                     : tidak teraba
-       Kelenjar parotis kiri                         : tidak teraba


  1. Intra Oral
-       Mukosa labial atas           : tampak normal
-       Mukosa labial bawah       : tampak normal
-       Mukosa pipi kiri              : tampak normal
-       Mukosa pipi kanan          : tampak normal
-       Bukal fold atas                : tampak normal
-       Bukal fold bawah            : tampak normal
-       Labial fold atas               : tampak normal
-       Labial fold bawah           : tampak normal
-       Gingival rahang atas        : tampak hiperemis
-       Gingival rahang bawah   : tampak hiperemis
-       Lidah                               : tampak bercak putih
-       Dasar mulut                     : tampak normal
-       Palatum                           : tampak normal
-       Tonsil                               : tampak normal
-       Pharynx                           : tampak normal

2.4  DIAGNOSIS KERJA
Gangren Pulpa    8
Karies   7

2.5  RENCANA PERAWATAN
Pro Ekstraksi     8

1. Pengobatan
- Tab. Amoxicilin 500mg 3 x1
- Tab. Asam mefenamat 500mg 3 x 1

2. Pemeriksaan Penunjang :
Lab.Rontgenologi mulut/ Radiologi   : -
Lab.Patologi anatomi                          : -
  • Sitologi                                    : -
  • Biopsi                                      : -
Lab.Mikrobiologi                                : -
  • Bakteriologi                            : -
  • Jamur                                       : -
Lab.Patologi Klinik                             : -

3. Rujukan :
Poli Penyakit Dalam                           : -
Poli THT                                             : -
Poli Kulit & Kelamin                          : -
Poli Syaraf                                          : -
VI. DIAGNOSE AKHIR :
Gangren Pulpa    8
Karies   7

BAB III
TELAAH KASUS

3.1 DEFINISI
Gangren Pulpa Adalah keadaan gigi dimana jarigan pulpa sudah mati sebagai sistem pertahanan pulpa sudah tidak dapat menahan rangsangan sehingga jumlah sel pulpa yang rusak menjadi semakin banyak dan menempati sebagian besar ruang pulpa. Sel-sel pulpa yang rusak tersebut akan mati dan menjadi antigen sel-sel sebagian besar pulpa yang masih hidup. Proses terjadinya gangrene pulpa diawali oleh proses karies. Karies dentis adalah suatu penghancuran struktur gigi (email, dentin dan cementum) oleh aktivitas sel jasad renik (mikro-organisme) dalam dental plak. Jadi proses karies hanya dapat terbentuk apabila terdapat 4 faktor yang saling tumpang tindih. Adapun faktor-faktor tersebut adalah bakteri, karbohidrat makanan, kerentanan permukaan gigi serta waktu. Perjalanan gangrene pulpa dimulai dengan adanya karies yang mengenai email (karies superfisialis), dimana terdapat lubang dangkal, tidak lebih dari 1mm. selanjutnya proses berlanjut menjadi karies pada dentin (karies media) yang disertai dengan rasa nyeri yang spontan pada saat pulpa terangsang oleh suhu dingin atau makanan yang manis dan segera hilang jika rangsangan dihilangkan. Karies dentin kemudian berlanjut menjadi karies pada pulpa yang didiagnosa sebagai pulpitis. Pada pulpitis terdapat lubang lebih dari 1mm. pada pulpitis terjadi peradangan kamar pulpa yang berisi saraf, pembuluh darah, dan pempuluh limfe, sehingga timbul rasa nyeri yang hebat, jika proses karies berlanjut dan mencapai bagian yang lebih dalam (karies profunda). Maka akan menyebabkan terjadinya gangrene pulpa yang ditandai dengan perubahan warna gigi terlihat berwarna kecoklatan atau keabu-abuan, dan pada lubang perforasi tersebut tercium bau busuk akibat dari proses pembusukan dari toksin kuman.

3.2 ETIOLOGI
Etiologi dari gangren pulpa pada dasarnya dimulai oleh terjadinya karies, sedangkan karies gigi disebabkan oleh 4 faktor/komponen yang saling berinteraksi yaitu:
a)      Komponen dari gigi dan air ludah (saliva) yang meliputi : Komposisi gigi, morphologi gigi, posisi gigi, Ph Saliva, Kuantitas saliva, kekentalan saliva
b)      Komponen mikroorganisme yang ada dalam mulut yang mampu menghasilkan asam melalui peragian yaitu ; Streptococcus, Laktobasillus, staphilococus
c)      Komponen makanan, yang sangat berperan adalah makanan yang mengandung karbohidrat misalnya sukrosa dan glukosa yang dapat diragikan oleh bakteri tertentu dan membentuk asam
d)     Komponen waktu

3.3 PATOGENESIS

Bagan Patifisiologi terjadinya gangrene pulpa
Bakteri + karbihidrat makanan + Kerentanan permukaan gigi + waktu
(Saling tumpang tindih)
Karies superfisialis
Karies Media
Karies Profunda
Radang pada pulpa (Pulpitis)
Pembusukan jaringan pulpa
(ditemukan gas-gas indol, skatol, putresin)
Bau Mulut
Keluar Gas H2S, NH3
Gigi non vital
(Gangren pulpa)


3.5 MANIFESTASI KLINIS

Gejala yang didapat dari pulpa yang gangrene bisa terjadi tanpa keluhan sakit, dalam keadaan demikian terjadi perubahan warna gigi, dimana gigi terlihat berwarna kecoklatan atau keabu-abuan Pada gangrene pulpa dapat disebut juga gigi non vital dimana pada gigi tersebut sudah tidak memberikan reaksi pada cavity test (tes dengan panas atau dingin) dan pada lubang perforasi tercium bau busuk, gigi tersebut baru akan memberikan rasa sakit apabila penderita minum atau makan benda yang panas yang menyebabkan pemuaian gas dalam rongga pulpa tersebut yang menekan ujung saraf akar gigi sebelahnya yang masih vital.

3.6 DIAGNOSIS
Diagnosis ditegakkan dengan anamnesis dan pemeriksaan objektif (extra oral dan intra oral). Berdasarkan pemeriksaan klinis, secara objektif didapatkan :
  • Karies profunda (+)
  • Pemeriksaan sonde (-)
  • Dengan menggunakan sonde mulut, lalu ditusukkan beberapa kali kedalam karies, hasilnya (-). Pasien tidak merasakan sakit
  • Pemeriksaan perkusi (-) Dengan menggunakan ujung sonde mulut yang bulat, diketuk-ketuk kedalam gigi yang sakit, hasilnya (-). pasien tidak merasakan sakit
Pemeriksaan penciuman
Dengan menggunakan pinset, ambil kapas lalu sentuhkan pada gigi yang sakit kemudian cium kapasnya, hasilnya (+) akan tercium bau busuk dari mulut pasien
Pemeriksaan foto rontgen
Terlihat suatu karies yang besar dan dalam, dan terlihat juga rongga pulpa yang telah terbuka dan jaringan periodontium memperlihatkan penebalan.

3.7 KOMPLIKASI
Periodontitis merupakan komplikasi dari karies profunda non vitalis atau gangrene pulpa, dimana pada pemeriksaan klinis ditemukan gigi non vital, sondase (-), dan perkusi (+).
Gangren pulpaPeriodontitis
Pemeriksaan sonde (-)
Pemeriksaan perkusi (-)
Reaksi panas/dingin (-)
Pemeriksaan sonde (-)
Pemeriksaan perkusi (+)
Pemeriksaan panas/dingin (-)

Untuk menentukan apakah pulpa masih dapat diselamatkan, bisa dilakukan beberapa pengujian :
Diberi Rangsang Dingin
Rangsang dihentikan, nyeri hilang artinya pulpa sehat. Pulpa dipertahankan dengan mencabut bagian gigi yang membusuk dan menambalnya. Jika nyeri tetap, meskipun rangsang nyeri sudah dihilangkan atau jika nyeri timbul secara spontan, maka pulpa tidak dapaty dipertahankan.
Penguji Pulpa Elektrik
Alat ini digunakan untuk menunjukkan apakah pulpa masih hidup, bukan untuk menentukan apakah pulpa masih sehat, jika penderita merasakan aliran listrik pada giginya, berarti pulpa masih hidup
Mengetuk Gigi Dengan Sebuah Alat
Jika dengan pengetukan gigi timbul nyeri, berarti peradangan telah menyebar ke jaringan tulang dan sekitarnya

Rontgen Gigi

Dilakukan untuk mengetahui adanya pembusukan gigi dan menunjukkan apakah penyebaran peradangan telah menyebabkan pengeroposan tulang disekitar akar gigi.
3.8 PENATALAKSANAAN
Tindakan yang dilakukan pada gangrene pulpa yaitu ekstraksi pada gigi yang sakit, karena pada kondisi ini gigi akan menjadi non-vital (gigi mati) sehingga akan menjadi sumber infeksi (fokal infeksi).

BAB III
KESIMPULAN
            Gangren pulpa adalah Kematian jaringan pulpa sebagian atau seluruhnya sebagai kelanjutan proses karies atau trauma. Penyebab dari kematian jaringan pulpa dengan atau tanpa kehancuran jaringan pulpa. Gambaran Klinis diantaranya tidak ada simtom sakit dan tanda klinis yang sering ditemui adalah jaringan pulpa mati, lisis dan berbau busuk. Periodontitis merupakan komplikasi dari karies profunda non vitalis atau gangrene pulpa, dimana pada pemeriksaan klinis ditemukan gigi non vital, sondase (-), dan perkusi (+).

DAFTAR PUSTAKA

  1. Gangren pulpa akut.www.medicastore.com. Diakses tanggal 20 Desember 2010.
  2. Karies gigi.http//medicascore.com. [Diakses 21 Desember 2010]
  3. Karies Gigi. http://id.wikipedia.org/wiki/karies gigi. [Diakses 21 Desember 2010]
  4. Tooth Eruption.http://www.adandental.com.au/tooth_eruption_dates.htm [diakses 21 Desember 2010]
  5. Dental Topics. http://www.surfcitykidsdds.com/dental_topics.html [diakses 22 agustus 2010]
  6. Periodontitis. http://www.indonesian.com [diakses 19 Desember 2010]

0 comments:

 
Copyright © Catatan Amal
Free Domain Registration